Selasa, 16 Juni 2009

membenci untuk cinta (part 3)

Dimas berlari mengitari kompleks rumahnya. Hari itu tidak ada jadwal manggung seperti biasanya. Maklum seorang anak band yang selalu di kejar-kejar dateline show dan latihan. Tapi untunglah hari itu ia mendapat libur. Cuaca cukup cerah pagi ini tidak seperti pagi2 sebelumnya. Yang mendung dan selalu turun hujan. Sepanjang jalan ia berlari pagi banyak mata yang melihat dan mengagumi sosok dimas. Dimas bisa dikatan memiliki paras yang menawan, dan badan yang atletis, sehingga banyak sekali fans wanita yang menyukainya.

“pagi mas...mas dimas mau sarapan apa?” tanya mbok darmi saat melihat dimas melintasi dapur.
“apa aja mbok....oh ya ada telpon buat saya”
“ndak ada mas...eh..eh..anu tadi mbak silla telpon pas mas dimas baru berangkat jogging”
“silla?..ngapain mbok”
“katanya mau ngingetin aja untuk datang ke pengadilan”
mendengar kata pengadilan wajah dimas berubah menjadi sangat sedih, ia ingat betapa bahagianya dia saat menikah dengan silla. Selama pernikahan dengan silla dimas merasa tidak ada masalah satupun yang berarti, sampai mereka memiliki seorang anak yang tampan bernama yusuf. Silla wanita yang cantik, elegan dan pintar. Tapi entalah apa yang membuat silla mengajukan gugatan cerainya. Dimas mengakui bulan-bulan ini keadaan rumahnya tidak lagi kondusif seperti dulu, sering kali hanya karena permasalahan kecil tersulut emosi. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi dalam rumah tangga dimas.
“mas dimas kok melamun?” tanya mbok darmi membuyarkan lamunan dimas.
“ah tidak papa mbok, hmm beli khan saja bubur ayam di depan ya” permintaannya
mbok darmi adalah tukang bersih-besih di rumah dimas, karena sekarang dimas tinggal sendiri dia perlu seseorang yang membantunya mengurusi rumah, tidak besar memang rumahnya tapi cukup nyaman karena ada halaman yang agak luas didepan rumah, ditanami bunga-bunga dan satu pohon jambu. Sehingga membuat rumah itu terlihat asri. Mbok darmi hanya mengurusi rumah, jika pekerjaannya selesai bisa langsung pulang. Rumah ini terasa sepi karena tidak ada keceriaan yusuf. Dimas rindu akan suasana seperti itu. Ia ingin kembali dengan silla, tetapi silla tidak mau dan tetap ngotot untuk berpisah. Dimas bertanya dalam hati apa sebenarnya masalahnya? Mengapa silla meminta cerai, padahal selama ini hubungan mereka baik-baik saja.
Setelah mandi dan sarapan dimas berusaha menenangkan hatinya. Gejolak amarah, rindu, dan cinta kembali berputar dalam diri dimas. Dia hanya ingin kejelasan apa yang sebenarnya terjadi.
Ia melangkahkan kakiknya ke mobil dan melaju menyusuri kota menuju pengadilan agama. Apapun keputusannya hari ini, apapun permasalahannya, semoga dimas bisa ikhlas menerimanya.
Sesampainya di depan pengadilan suasana sangat ramai banyak sekali infotaiment yang ingin mengetahui permasalahan yang terjadi pada rumah tangga dimas. Mau tidak mau dimas harus menjawab pertanyaan itu
“at last..sekarang masih belum bisa bilang ya nantinya tunggu hasil putusannya” kilah dimas dari wartawan itu.
Memasuki ruang sidang dimas melihat silla tersenyum manis melihat kedatangannya. Mereka bersalaman dan saling menanyakan kabar masing-masing. Sidang kali ini adalah pembacaan putusan, akhirnya melihat bukti dan saksi serta menanyakan ke ikhlasan dimas, akhirnya pengadilan memutuskan mereka bercerai. Tentu saja perceraian ada yang bahagia dan lega tapi ada juga yang merasa sedih tapi mungkin lebih banyak yang sedih. Adik dimas yang mendampingin dimas sebagai pengacaranya merasa khan kesedihan abangnya.
“mas..ndak papa?”tanya zakia pada kakaknya.
Dimas hanya mengangguk dan tersenyum getir pada zakia. Dimas menoleh ke arah silla dan menghampirinya.
“silla...aku masih bolehkan ketemu yusuf”
“tentu...kapanpun itu, aku pergi ya”
“sil...maaf ya klo selama kita menikah kamu tersiksa dengan kelakuan saya atau sering membuat mu menangis”
“tidak papa sekarang kita berteman, dan akan jadi teman yang baik”
dimas hanya bisa mengangguk dan melihat kepergian silla yang semakin menjauh. Single itulah sekarang status baru dimas, dan dia mengerti dengan resiko yang ia terima. Dimas harus tau mungkin silla bukan jodohnya, dan pasti akan ada jodoh yang diciptakan Tuhan untuknya.
Berjalan menyusuri koridor pengadilan bersama adiknya, tanpa sepatah katapun. Zakiapun hanya diam saja memperhatikan kakaknya. Dimas tidak bisa mengelak dari para pencari berita akhirnya diapun bicara
“sekrang saya sudah resmi bercerai dengan istri saya silla, klo ditanya masalahnya apa itu rasanya adalah pribadi saya yang tidak bisa saya bagi pada teman-teman semua. Maaf ya” sambil berlalu melewati kerumpulan wartawan. Dimas dan zakia masuk dalam mobil
“kamu kok ikut mobil mas”
“ndak papa khan..lagian aku juga ndak bawa mobil”jawab zakia sekenanya .
mata dimas nanar melihat jalan di depan
“mas biar zakia aja yang bawa mobil ya, kita pulang ke rumah zakia, tadi ayah dan ibu bilang agar mas pulang kerumah zakia aja ya”
dimas hanya menoleh dan memandang zakia, rasanya hatinya sudah remuk redam. Tak ada kekuatan lagi, sekarang ia hanya butuh teman, untuk bersandar. Akhirnya dimas mengangguk dan zakia keluar dari movil dan berpindah ke posisi kemudi. Zakia tau hati kakaknya sedang tersayat, sedih dan pilu.
Honda jass metalik itu keluar dari area pengadilan dan meluncur membelah jalanan kota.
“mas..zakia tau mas sekarang pasti sedih, klo ingin menangis juga tidak apa-apa, menangiskan tidak hanya untuk wanita, luapkan saja mas....”
dimas hanya diam saja melihat jalanan. Perih dan sakit, tanpa terasa airmata dimas mengalir. Tidak ada raungan penyesalan dalam suaranya, yang ada hanya rintihan kepiluan. Sesampainya didepan rumah zakia. Ibu dan ayah dimas menunggu di depan rumah, menantikan kehadiran putra tercinta. Melihat keadaan putranya tak kuasa ibunya memeluk dan menenangkan hati putranya. Semakin di dekap erat keluarganya dimas tak tahan dan mengeluarkan semua uneg-uneg, tangisan itu membuat dimas sesenggukan. Hari itu merupakan hari yang melelahkan buat dimas.diapun tertidur di ruang tamu zakia.
“sudalah ki..jangan bangunkan abangmu ya..dia lelah fisik dan jiwanya”
“iya bu zakia merasa kasihan sama abang, padahal abang sangat sayang sama mbak silla,”
“itu khan pikirmu ki...wanita akan marah jika suaminya sudah tidak perhatian lagi, dan juga sifat keras abangmu itu memang sulit untuk dikendalikan”
“tapi bu...kia faham, abang keras khan juga demi kebaikan keluarga”
“sudalah ki..jangan campuri lagi urusan abangmu jika dia tidak memintanya”
“iya bu..jadi pengacara abang juga repot harus bicara sama para wartawan itu”
ibu hanya tersenyum saja melihat dimas yang kelelahan dan mendengar ocehan zakia tentang para wartawan.
Semoga dia mendapat jodoh yang lebih baik dari silla.

esya kelelahan setelah seharian berada di dumah ibu sri. Membantu hajatan pertunangan putri ibu sri. Sesampainya tiba di kost, suasana sudah agak sepi karena jam sudah menunjukan pukul 19.30. sudah hampir satu bulan esya di kota ini, tapi ia belum meberi kabar pada mas Ilham, mungkin beliau cemas. Mas ilham adalah kakak pertama Esya yang sekarang tinggal di jepara bersama istrinya, sebelum kepergian esya ke jakarta mas ilham memberi pesan agar segera memberi kabar.
Esya hampir saja lupa untuk memberi kabar pada mas ilham segera saja ia meraih hpnya dan menekan nomer mas ilham.
“hallo assalamualaikum”
“waalaikumsalam, Esya ya...telpon mu sudah di tunggu mas mu dari kemarin-marin”
“iya mbak maaf... soalnya lumayan sibuk disini”
“ya dah ndak papa tunggu bentar ya mbak panggilkan mas mu dulu”
“makasih ya mbak”
beberapa saat kemudian
“assalamualaikum esya, bagaimana kabarmu?”tanya mas ilham
“waalaikumdalam, alhamdulilah mas baik.”
“ada apa esya..kamu ingin cerita sama mas?”
“iya mas ini tentang wasiat ibu, apa mas tau?”
“mas tau sya...bapak pernah cerita sama mas”
“knp mas ndak cerita sama Esya, mas esya bingung sekali. Disatu sisi esya tidak mau dijodohkan mas, di lain pihak esya menghormati ibu? Apa yang harus esya lakukan mas”
“kamu sudah berdoa, meminta petunjuk kepada allah”
“sudah mas, kadang hati esya sakit sekali dan benci sama ibu, tapi kadang esya juga merasakan kesedihan dan harapan ibu mas. Dan sekarang esya mencoba untuk menjalankan ini semua mas”
“baguslah sya..sabar ya nduk, insya allah kamu akan di mudahkan jalannya”
“amin makasih ya mas, esya pamit assalamualaikum”
“walaikumsalam, jaga kondisi kamu ya sya, klo kehabisan uang saku jangan sungkan sama mas”
“iya makasih ya mas”
komunikasi itupun terputus dan esya beristiraha. “semoga besok lebih baik dari hari ini” harapan esya.

Pagi ini susana cerah, burung-burung bersautan merdu. Embun masih membasahi kaca jendela. tak terasa bulan segera berganti. Saat esya membuka jendela kamarnya. Udara masuk sangat segar, udara belum tercemari asap kendaraan, mataharipun belum penuh memunculkan sinahnya hanya sedikir cerca disebelah timur, setelah sholat esya bersiap-siap untuk pergi ke kampus setelah itu ke tempatnya bu sri karena kemarin ada yang ingin di bicaran tentang pak aditya. Apa beliau sudah ditemukan?
suasana kampus sangat ramai, esya mempercepat jalannya agar tidak telambat masuk kelas.
"Esya,,,tunggu" ada suara memanggil esya, dari jauh ia melihat wulan gadis cantik blesteran belanda jawa ini berlari mengejar esya.
"ada apa kok lari githu"
"hehehehehe...gini. kemarin ada yang tanyain kamu"
"tanyain aku, siapa?"
"nggak tau ya, cowok githu...hayoo pacar kamu ya"
"hmmm mana mungkin aku punya pacar dah yuk jalan ntar telat"
"iya tungguin donk"
siapa ya pikir esya tapi esya tdak perduli mereka berjalan menyusuri lorong kampus untuk sampai diruangan.
siang yg panas esya mempercepat langkahnya, udara jakarta yang panas dan polusi udara ini membuat esya merasa cepat lelah. tapi ia sudah berjanji pada bu sri untuk segera kerumahnya. sesampai di rumah bu sri, esya sudah di tunggu keluarga bu sri.
"assalamualaikum wah kumpulsemuanya ya?"
"waalaikumsalam esya, cepat masuk sholat lalu makan ya, kami mau mengajak mu ke tempat seseorang"
esya berpikir kembali siapa? kerumah siapa? ah sudahlah esya mengikuti saja dan esya mengangguk. setelah berbenah diri, sholat, dan makan mbak putri memberinya baju ganti.
"esya pakai baju ini ya?"
"kok ganti baju mbak memangnya mau kemana?"
"sudahlah esya ikut saja dijamin kamu pasti suka"
esya bingung dengan keadaan rumah ini. tapi esya yakin tidak mungkin mereka memberikan hal yang buruk kepadanya. mereka sekeluarga masuk dalam mobil esya ikut mobil bu sri di depan, sesaat kemudian mereka telah menyusuri jalan ibu kota. esya tau mereka akan kemana jalan yang dilalui mengarah keluar jakarta. o mungkin mereka mau jalan-jalan pikir esya.
tapi bukan tempat wisata tujuan mereka. mobil ini masuk ke lokasi perumahan elit wilayah bogor. dan berhenti tepat disalah satu rumah mewah disana. esya mengagumi rumah itu sangat indah dan besar. keluarga itu telah ditunggu pemilik rumah. orangnya sangat ramah.
"assalamualaikum" sapa pemilik rumah
"waalaikumsalam" jawab bu sri
"ah sudah saya tunggu dari tadi diajeng ini?"
"ah maaf ya soalnya tadi nunggu esya pulang kuliah" sambil menarik tangan esya
"oh ini yang namanya esya putri Indah"
esya sedikit shok siapa bapak ini apa beliau ini yang namanya pak aditya. tapi esya hanya mengaggukkan kepala.
"esya tidak perlu takut. ini namanya pak Candra sahabat ibu?"
"ohhh bukan pak aditya ya?" jawab esya spontan.
"iya nduk, ayo-ayo monggo silahkan masuk kok jadi ngobrol diluar begini."
mereka semua masuk keruangan. ternyata dirumah itu sudah banyak tamu yang hadir. saat esya melihat lihat sekeliling matanya menubruk sebuah sosok laki-laki. dari tadi dia memandangi esya saja. orang ini tidak sopon, esya memalingkan mukanya dari laki-laki itu.
eh tapi tunggu dulu, esya sepertinya pernah melihat orang itu tapi dimana. esya tidak tau dia sudah lupa.
dari jauh laki-laki itu juga mulai berfikir aku pernah melihat gadis itu tapi dimana.?

hmmm mulai membingungkan nie, siapa laki-laki itu apa hubungannya dengan esya, simak lanjutannya :D bersambung dulu ya :p

1 komentar:

  1. Assalamu’alaikum wr. wb., Maaf kalo agak telat.
    Saya selaku admin grup ini mengucapkan selamat hari raya Iedul Fitri dan mohon maaf lahir bathin atas segala kesalahan dan khilaf yang tidak berkenan dihati selama kita berinteraksi. Semoga Allah Swt menerima ibadah shoum kita di bulan Ramadan, menerima sholat-sholat kita sepanjang ramadan, menerima taubat dan mengampuni dosa-dosa kita semua dimasa yang lalu. Dan semoga Allah selalu menaungi kita semua dalam rahmat dan hidayah-Nya. Amiin. Minal aidzin wal faizin, taqobbalallahu minna wa minkum. Wassalamu’alaikum wr. wb

    BalasHapus