Sabtu, 08 November 2008

MIMPI TAK BERUJUNG bag.4

di rumah sakit keadaan gawat, bude, pakde, dan semua anggota keluarga cemas, menunggui operasi syifa untuk mengeluarkan peluru dari dalam tubuhnya. syifa masih dalam keadaan koma, saat ibu, bapak dan mas dani datang, tapi tidak hanya mereka yang datang, dimas, dita juga ikut di belakangnya. melihat kondisinya itu, mas dani tidak tega ia menangis. mas dani baru melihat hal yang seperti ini adik kecilnya berbaring tak berdaya, wajahnya pucat, rambutnya kusut, penuh selang di tubuhnya. “dek bangun ya disini da dita dek, juga dimas” kata mas dani sambil mencoba membangunkannya. tapi sama saja syifa tidak bangun-bangun.

mereka hanya bisa melihat syifa dari luar melalui kaca yang lebar. doa tak henti-hentinya mengalir untuk kesembuhan syifa, sehari, dua hari, seminggu, dua minggu, syifa tetap tidak bangun, semua dokter sudah menyerah. dimas tau keadaan syifa dengan peluru yang bersarang di paru-parunya pasti ada akibat yang berbahaya. ustad baim tak pernah berhenti menjenguk keadaan syifa di rumah sakit, hal ini membuat dimas curiga, siapa ustad baim ini.
“maaf sering sekali anda menjenguk syifa” tanya dimas pada ustad baim
“nama saya baim, saya salah satu pengajar di pesantren tempat syifa mengajar”
“oh....saya Dimas tunangan syifa dari malang”
mendengar kata tunangan ustad baim langsung kaget, selama ia kenal dengan syifa tidak pernah sekalipun ia mendengar kata tungangan. hancur rasanya hati baim, mendengar ucapan dimas. diapum minta undur diri. dan kembali ke pesantren dalam keadaan lelah. baim bergegas untuk wudhu dan solat di masjid, ia menangis,”ya allah ampuni hamba yang terlalu menyukai syifa, ya allah syifa bukan jodoh buat hamba, ia sudah di khitbah orang ya allah..kuat hati hamba ya allah, dan sembuhkanlah syifa ya allah” doa baim.
orang tua sudah putus asa, waktu demi waktu sudah terlewati tapi syifa belum juga sadar, akhirnya mereka memutuskan untuk merawat syifa dirumah saja. permohonan itu akhirnya dikabulkan oleh pihak rumah sakit. tanpa memberi tahu siapapun syifa sudah dibawa ke malagn bersama orang tuanya, semua barang2 syifapun telah di bawa pulang dari rumah pakde. mendengar hal ini ajeng shok, dia sakit beberapa hari, dan ia bertekat untuk menjadi santri yang pintar demi bu syifa.
syifa semua orang di pesantren sangat merindukannya. dan mencintai syifa, merasa kehilangan dan ada yagn kurang saat mereka melihat meja syifa yang kosong, mereka rindu gelak tawa syifa, candanya, dan senyumnya. Dan seseorang yang tidak bisa melupakannya, Baim dia merasa sangat kehilangan. tanpa terasa air matanya mengalir saat memandang taman yang biasa digunakan syifa untuk duduk membaca buku, bercanda dengan ajeng. baim rindu “ya Allah ampuni hamba yang terlalu rindu pada salah satu umatmu” pikir baim.
“kak kok nangis?” tanya laili yang membuyarkan lamunan baim.
“ndak papa dah sana ngaji lagi” jawab baim.
orang tua baim sangat cemas, mereka berusaha mencarikannya jodoh, tapi tak satupun dari mereka yagn cocok dan bisa menggantikan posisi syifa dihatinya, tapi ia tidak boleh seperti ini. ia pun bertekad akan melupakan syifa dan mencari pendamping yang cocok dengan orang tuanya. biarah cintanya terpendam, karean cinta adalah sesuatu pengorbanan agar pasangannya merasa bahagia bukan terbebani. dan ia pun belajar untuk ikhlas melepaskan syifa, pengobat hatinya.
sementara dimalang, syifa masih juga belum siuman, sampai suatu saat dita datang membawa bunga mawar yang cukup banyak, sampai-sampai ruang kamar syifa penuh bunga mawar putih dan pink yang sangat cantik. “syif aku datang lagi lho” kata dita yang airmatanya terus mengalir setiap kali masuk ke kamar syifa, melihat ruangan itu penuh dengan alat medis, “syif aku bawa bunga mawar kesukaan kamu banyak banget, bangun donk syif, oh iya syif...aku kesini juga bawa undangan dari seseorang, rupanya dia lelah nunggu kamu syif...Dimas 2 hari lagi nikah, katnaya dimas masing ingin nungguin kamu, tapi orang taunya dah ingin dia cepat menikah, hari ini juga ulang tahun kamu khan syif... happy birthday to you...” sambil menyanyi dita terus saja menangis, ibu tak kuat melihat syifa dan dita yagn perti itu beliau keluar ruangan.
“ya Allah sembuh putriku jika engkau masih berkenan, tapi jika tidak kurangilah penderitaanya ya Allah, hampa tidak tega melihatnya hanya terbaring seperti itu” doa ibu yang tak henti-hentinya.
keesokan harinya, syifa merasa mendengar suara mama, tangisan dita, syifapun berlari kearah suara itu, dan
“subhanallah...syif..syif...tante..tante”teriak dita di pagi hari saat mereka hendak sarapan pagi, saat mendengar suara dita, mas dani, bapak dan ibu langsung lari ke kamar syifa. “ada apa dita” tanya mas dani panik.
“coba dengar syifa memanggil-manggil” mereka pun diam iya ternyata syifa sedang memanggil mama dengan suara yang sangat lirih sekali, merekapun segera memanggil dokter.
satu jam berlalu dokter sudah datang, dan meminta syifa untuk dipindahkan kerumah sakit, ambulan sudah datang, para tetangga mengira syifa dalam keadaan gawat, mereka semua berdoa semoga gadis itu baik-baik saja. berita koma syifa karena menolong santrinya di pesantren sudah tersebar, karean berita itu diliput beberapa televisi swasta.
saat dirumah sakit, peralatan denyut jantung dan beberapa alat lainya sudah dilepas tinggal alat bantu pernafasannya saja yang masih terpasang. tak beberapa waktu setelah itu syifa sadar, ia menangis memanggil mama, tapi badannya lelah semua, sulit sekali digerakan, kata dokter perlu waktu pemulihan karean syifa sudah koma sekitar 3 bulan. karena rahmat allahlah syifa diberi kesadaran, saat syifa sedang bercanda dengan dita dimas masuk ke kamarnya
“assalamualaikum syif..bagaimana keadaanmu”
“waalaikumsalam alhamdulilah aku baik-baik saja., katanya kamu mau menikah ya kapan besok kan? wah selamat ya semoga menjadi keluarga yang sakinah” kata syifa dengan senyum khasnya
“terimakasih....tapi...” segera saja dimas mendekati syifa dan berkata “aku mencintaimu syif...aku ingin menikah dengan mu”
“kamu ngomong apa sich” syifa tidak percaya dengan apa yagn dia dengar barusan, “kamu itu sudha mau menikah jangan gini donk”
“tapi aku tidak cinta”
“aku nggak mau, kamu sudah menemukan pasangan hidupmu, jika kamu tetep nikah sama aku, kamu dah nyakitin gadis itu dan aku, kamu ngeti ndak sich, jangna jadi orang egois, ciinta itu ndak selamanya memiliki, cinta yang kekal dan abadi itu hanya kepada allah, kamu harus ikhlas menerima takdirmu jangan mengelak dari tanggung jawab. ok sekarnag kamu boleh prgi dari sini besok aku sudah boleh pulang, selamat sekali lagi.” ocehan syifa yang tiada berhenti membuat dimas keluar dari kamar itu dengan wajah sedih. setelah kejadia itu syifa sudah memikirkan dimas lagi. dan ia malah sudah hampir lupa dengan cerita citna nya dengan dimas.
saat ia kembali ke rumah ia masih memasuki kamarnya, kamarnya tak berubah, yang berubah adalah dirinya, yang lumpuh ingat bahwa ia lumpuh sedih sekali hatinya. ia tau dari dita bahwa dimas sudah menikah dengan pilihan orang tuanya. “semoga kamu bahagia dim” doa syifa untuk dimas.
besok ia mulai sidang skripsinya, ia ingin lulus bersama dita 2 bulan lagi. ini adalah kesempatan terakhirnmya. dan iapun lulus dengan hasil yang gemilang. kelulusan ini terasa ada yagn kurang, Ustad baim, seharusnya ia disini, karena tanpa bantuan dia, skripsi ini mungkin gagal.terimakasih ustad
“ma....boleh ndak syifa ke demak, ke tempat bude”
“buat apa syif...??” tanya mama penuh heran
“syifa ingin bertemu seseorang di pesantren”
“siapa ustad baim”
“lho kok mama tau”
“dulu pas kamu baru satu bulan di demak ada seseorang yang menelepon mama”
“trus...”
“ibu telpon bude....tentang ustad baim itu siapa?”
“trus”
“bentar too syif ibu mau cerita dulu. terus belau bilang ingin menjadikanmu menantunya , ia terkesan dengan sikap kamu, tutur bahasa kamu, tapi ibu belum kasih jawabannya, soalnya ibu nunggu kamu, terus, kejadian itu terjadi”
“ooooooooo tapi syifa sudah ndak pantas lagi bu, syifa khan cacat”
“lumpuh kamu ini ndak permanen syif, nyatanya kamu sudha bisa berdiri waalupun sebentar, otot kaki kamu perlu dilatih lagi syif...jangan putus asa donk, gimana kamu mau syif.??” tanya ibu
“hmmm tergantung ustad baimnya bu...bersedia ndak dengan syifa yang cacat begini”
“ya udah ibu juga belum ngasih kabar ke bude kalau kamu sudah siuman, ibu tepon mereka ya”
“iya bu”
syifapun meninggalkan ibu yang sibuk menelpon bude dan bu nyai, mangabari kesembuhannya. syifa bingung apa mereka mau dengan keadaan syifa yang cacat ini. dia putus asa. ia menangis dalam sujudnya, selama ini syifa tau jika ia suka pada ustad baim, tapi apa ustad baim suka dengan syifa, apalagi saat ini syifa sedang cacat.samapai tak terasa ia tertidur dengan memakai mukena, di atas sajadanya, kecapekan karena menagis. mas dani tau adeknya tidur dalam keadaan itu, ia memindahkannya, ke atas tempat tidurnya. mas dani beryukur kepada Allah karean rahmatnya, syifa masih bisa melanjutkan hidupnya.
di lain tempat, bu nyai sangat senang mendengar berita bahwa syifa sudah sadar, beliau dan ibu syifa berencana akan menjodohkan anak-anak mereka, tapi sebelum obrolan mereka berlanjut, ibu syifa bercerita tentang keadaan syifa saat ini, agar di ceritakan pada baim, apakah ia berkenan dengan syifa. bu nyai segera memberitahu pak kyai dan laili tentang keadaan syifa, serta niatan bu nyai mau menjodohkan baim. mereka menyambutnya dengan gembira. disaat ustad baim juga datang.
“mas baim, umi mau bicara”
“iya, umi ada apa”
“gini mas, umi sama abah punya calon buat sampean, apa sampean mau melihatnya”
“terserah umi saja insya allah saya terima”
“bukan begitu im, maksud umi mu” sela pak kyai.
“dia ini cacat nak, tapi ndak permanen, karena suatu kecelakaan, keadaan belum pulih benar, bagai mana apa kamu setuju” kata bu nyai menjelaskan pada ustad baim.
“terserah umi, yang penting dia sholehah”
“insya allah dia sholehah,”
“umi sama abah saja yang mengaturnya”
“baiklah besok lusa keluarga mereka akan datang kesini, karean saudaranya ada hajatan disini”
ustad baim hanya mengaggukkan kepala saja, tanda ia setuju. ia pun pergi menuju masjid untuk berdoa kepada Allah semoga keputusannya menjadi berkah buat kehidupannya dunia dan akherat.
di kediaman syifa, ibu, bapak dan mas dani bersiap akan ke demak menengok bude dan pakde, setelah insiden itu mereka jarang skeali main ke demak. dalam perjalannan syifa sering kali kecapeaak duduk ibu cemas dengan keadaan syifa yang tak kuat perjalanan jauh. tapi syifa tetap bersemangat ingin bertemu ustad baim. dan mengucapkan terimakasih semakin dekat jarak ke demak detak jantung syifa semakin kencang.
akhirnya mereka tiba di kediaman bude, disana sudah ada bude dan pakde yang menyambut dengan suka cita, para penduduk yang mendengar syifa dtang mereka pergi kerumah bude sehingga rumah bude membludak penuh tamu, syifa senang sampai tak menghiraukan kesehatannya, yang sedikit melemah karean perjalanan jauh.
istirahatpun syifa tak bisa tenang dia kepikiran ustad baim, bagaimana jika ia menolak, syifa pasti sangat malu. “ya Allah kuatkan mental hamba” doa syifa menyudahi solat malamnya. keesokkan harinya, pak kyai dan bu nyai datang menemui syifa di rumah bude, dan mengajak syifa ke pesantren. syifa mengambil kruknya untuk menompang tubuhnya. perjalanan menuju pesantren rasanya lama sekali, jantung syifa seperti mau lepas saja. sesampainya di pesantren syifa gemetar, dia sudah lama tidak ke pesantren ini, tidak banyak berubah, bentuk tamannya dan lingkungannya. bu nyai mengajak syifa ke aula, karean disana sedang ada tadarus, santri putri, syifa diminta menemui ajeng.
“lihat nak syifa, itu ajeng dia sekarang menjadi berani, mengaji dan sekolahnya juiga pintar” kata bu nyai sambil merangkul syifa. tak terasa air mata syifa jatuh, melihat perubahan ajeng, gadis itu tampak lebih sholehah, lebih ramah, dan tambah terlihat cantik. “temuilah dia pasti dia akan senang nak” pinta bu nyai, syifa hanya menganggukkan kepala, syifa menggerakan kruknya perlahan-lahan untuk memasuki aula pesantren, air mata yang menetes semakin deras, dan syifa hanya bisa berkata “ajeng...” sontak mendengar nama ajeng di panggil semuanya menoleh ke arah datangnya panggilan itu, mereka terkejut, tak mengira yang datang ada guru favorit mereka assyifa yang sudah lama tidak ada kabarnya. seketika itu juga ajeng lari ke arah syifa dan memeluknya erat-erat, mereka berdua tidak mengucapkan kata apapun hanya suara tangis haru menyelimuti seluruh ruangan. orang-orang yang melihat hal itu turut menitikkan air mata tanda haru.
syifa yang tubuhnya kecapekkan tiba-tiba didera pusing yang luar biasa, tanpa terasa pegangannya kepada ajeng melemah dan ia roboh tak kuat menahan berat tubuhnya lalu pingsan. semua orang kebingungan, mas dani yang menemani syifa ke aula langsung mengangkat tubuh adeknya yang lemah. pak kyai meminta mas dani untuk membawa syifa ke rumah dan berusaha menyadarkannya disana.
Berita kedatang syifa baru saja di dengar ustad baim yang berada di asrama putra, ia langsung lari menuju kediamannya. saat baim datang, ia melihat tubuh lemah syifa yang belum sadarkan diri sedang di periksa dokter, “umi ..ada apa ini, kenapa syifa pingsan?” tanya baim kepada uminya.
“tidak apa-apa syifa hanya kelelahan. “kata dokter sambil menyerahkan daftar resep untuk syifa. kepada mas dani.
ibu yang diberitahu syifa pingsan di pesantren langung datang dan menangis, semua orang sedang menangis, saat syifa mulai membuka matanya, “bu...ibu...kenapa menangis” tanya syifa yang bingung melihat semua orang menangis. ajeng yagn sedari tadi berada di samping syifa, mengecup kenin gurunya itu.
“ibu..lihat semua orang berharap ibu bangun...sekarang ibu sudah bangun” kata ajeng dengan suata yang tersekat air mata. semua orang mengucap syukur, juga baim, yang dari tadi menangis karean khawatir. hari menjelang malam saat semua orang sudah banyak yang kembali ke asrama. sedang ajeng sedang berudasa berjalan dengan kruknya untuk bersiap pulang ke rumah bude.
“eh tunggu dulu...mau kemana ini karena syifa pingsan tadi maksud kita semua belum tersampaikan” pinta bu nyai pada keluarga syifa utnuk tetap tinggal serta menyuguhkan the hangat dan makanan ringan. dan syifapun duduk kembali dekat ibunya
“oh iya sampai kelupaan, Baim kesini nak..” pinta pak kyai pda ustad baim agar duduk dekat ayahnya. “begini im..tentang perminta abah dan umi kemarin, apa kamu bersedia kami jodohkan”. hal ini kontan saja membuat ustad muda ini kaget, ia memandang syifa lalu abahnya, dalam hati ustad itu berkata “syifa bukan milikku aku tidka boleh terlalu berharap”.
“insya allah bah....” jawab ustad baim.
“ya sudah klo gihtu kamu mau khan klo abah dan umi jodohkan dengan nak syifa” kata abahnya, membuat baim terkejut, dalam hatinya ada rasa senang tapi juga ada rasa ragu, bukannya syifa sudah bertunangan dengan dimas, hal itu yagn terus bergejolak dalam pikirannya.
“maaf abah bukannya baim menolak bukankah syifa sudah bertunangan dengan dimas” kata baim. hal ini membuat syifa kaget. “dimas....ustad baim tau siapa dimas?? dari mana” tanya syifa yagn masih terkejut.
“saya pernah menjenguk mbak syifa waktu masih koma di rumah sakit, sebelum mabk di bawa kemalang, disana saya bertemu dengan dimas, dia bilang bahwa dimas itu tunangan mbak syifa” belum sempat syifa menjawab ibu sudah mendahuluinya, dan menceritakan kronologi kejadiannya. kata “O” besar dan panjang mendarat tepat di ruangan seperti korr yang tergabung dengan rapi. tanpa menunggu waktu lagi baimpun memberikan jawaban atas permintaan abahnya.
“insya allah baim ridho bah....” sontak dua keluarga tersebut mengucap syukur tapi ada yang malah sedang bersedih. “tapi apa ustad baim mau dengan saya yang cacat ini” kata syifa yang membuyarkan kebahagian semua orang.
“mbak syifa...cacat mbak itu hanya sementara, lagi pula itu hanya cacat fisik, dan yang terpenting tidak cacat hatinya” mendengar ini syifa menangis, dan ia pun menyetuji perjodohan ini. waktupun berselang, pernikahan syifa dan ustad baim tergelar, suasana yang penuh kebahagian begithu terasa.
“dek syifa sedang apa” tanya baim yang sedang melihat istrinya melihat kearah rembulan.
“ndak apa-apa saya sedang bermimpi” kata syifa
“iya mimpilah karena mimipi itu tak berujung” jawab ustad baim yagn ikut memandang bulan.
semoga mereka menjadi keluarga yang sakinah, mawadha, warohma karena allah ta'ala.

2 komentar:

  1. http://nieth.blogspot.com/2008/11/tentang-diri-saya.html

    Fit,, klik yang di atas.. aQ ada pe er bwat kamu,, ;) thx ya..

    keep on writing juga.. ;)

    BalasHapus
  2. mantap pisan.. oiya mba link saya sekarang ganti ya..! tolong di ganti ya jadi www.blogtorik.com

    BalasHapus